‘Subtitle untuk Dunia’: Google Tampilkan Masa Depan Kacamata AR di I/O 2025


Warta Bulukumba

– Seseorang mengucapkan kata-kata dalam bahasa Spanyol. Namun, yang Anda dengar adalah versi terjemahannya dalam bahasa ibu Anda. Bukan melalui pendengaran, tetapi dengan penglihatan. Kalimat tersebut langsung tampil di hadapan Anda seperti layernya dunia ini dipasangi subjudul secara instan.

Inilah puncak acara yang dipilih Google untuk menandai akhir hari pertama dari Konferensi Teknologi Google I/O 2025. Demo pendek namun memukau itu diadakan. Dengan latar panggung besar, Google meluncurkan prototype terbarunya yaitu kacamata AR (Realitas Teraugmentasi) yang akan membuka jalan menuju masa depan: perangkat ini berpotensi memberikan interaksi tak terbatas dan tanpa hambatan bahasa.

Diungkapkan pada hari Rabu sesuai dengan zona waktu lokal, alat ini tidak hanya merupakan trik teknis semata. Namun juga wujud dari impian hampir terwujud. Fungsinya utama adalah mentranslasikan bahasa asing secara langsung, tepat di hadapan mata penggunanya. Ini menimbulkan pertanyaan apakah Google telah membuka halaman baru dalam realitas teknologi?

AR tidak hanya menjadi khayalan lagi

Google tidak sekadar mengungkapkan teknologi. Mereka justru merombak kembali makna interaksi antara manusia dan peralatan.

“Anda seharusnya melihat apa yang saya katakan, baru saja ditranskripsikan untuk Anda secara real time — seperti subtitle untuk dunia,” ucap Max Spear, Product Manager Google, dalam video demonstrasi.

Pada tampilan primer, kacamata cerdas ini menunjukkan bagaimana fungsi penerjemahan bekerja. Terdapat seorang pemakai yang menggunakan kacamata itu, sambil mendengarkan orang lain berbicara dengan bahasa asing, lalu secara instan dia dapat menyaksikan teks terjemahan muncul di hadapannya. Tidak diperlukan pengetikan atau pembukaan aplikasi apapun untuk proses ini.

Fitur ini, walaupun baru berada di tahap prototipe, merupakan tindakan nyata dari Google untuk mewujudkan visinya secara jangka panjang mengenai kenyatanan realitas tertambah (augmented reality).

Tony Stark, versi Google

Adegan itu sepertinya menenggelamkan penonton ke dalam alam semesta fantasi sains. Teknologi yang dahulunya hanya terlihat di bioskop kini menjadi bagian dari kehidupan nyata.

Sundar Pichai, CEO Google, menyatakan bahwa ini hanyalah awal. “Fitur AR ini telah bermanfaat pada perangkat seluler, namun keajaibannya bakal semakin terwujud ketika Anda bisa menggunakan fitur tersebut secara langsung di lingkungan sekitar tanpa harus membatasi perkembangan teknologinya,” ungkap Pichai dalam presentasinya.

Dia mengatakan pula bahwa Google sudah memasukkan teknologi AR ke dalam berbagai produk mereka — mulai dari Google Lens, pencarian multi-panels, sampai fitur Live View pada aplikasi Maps. Namun sekarang, perangkat AR tidak lagi sekadar sebagai alat penolong saja, melainkan menjadikan dirinya kelanjutan bagi penglihatan, pendengaran, dan bahkan pemikiran kita.

Masih belum dipasarkan, namun telah menyita perhatian.

Google belum mengungkap detail tentang ketersediaan kacamata AR ini di pasaran dunia. Cara kerja kendali serta interaksinya juga masih menjadi teka-teki. Akan tetapi, visi mereka sangat jelas: masa depan sudah terbentuk, dan Anda dapat turut ambil bagian padanya.

Sampai saat ini, yang terpenting bukanlah waktu rilis dari produk tersebut. Melainkan bagaimana teknologi dapat membantu menyederhanakan kehidupan manusia di berbagai negara dan budaya.

“Karena keajaiban dunia sungguhan luar biasa,” demikian penutupan Pichai. ***