Deep Learning Siapkan Robot Anjing ITS untuk Patroli Mandiri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Robot Anjing Berempat Kaki yang dilengkapi dengan teknologi sensor, navigasi, serta kecerdasan buatan alias AI. Mesin ini dapat bepergian sendirian, memeriksa daerah pabrik, dan menangkap instruksi lisan.

Inovasi ini hasil dari kerjasama antara Klaster Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bersama dengan bidang Robotika melalui Pusat Unggulan Iptek (PUI) Kecerdasan Buatan untuk Kesehatan Masyarakat ITS, Departemen Teknik Komputer ITS, dan Ezra Robotics.

Robot dengan kapabilitas standar yang diimpor dari Tiongkok oleh Ezra Robotics itu ditingkatkan lagi oleh Kelompok Robotika ITS guna memperbaiki kinerja sensor, mobilitas, serta tingkat keotonomian perangkatnya.

Muhtadin ST MT, koordinator tim dari Robotics ITS, menjelaskan bahwa salah satu aspek penting dalam pengembangan robot ini adalah untuk digunakan sebagai satuan patrol otomatis di sektor industri. Desain robot itu ditujukan agar dapat mengevaluasi peta lingkungannya sendiri, mendeteksi adanya sumber panas yang tidak normal serta mengenali kondisi aneh pada wilayah industri seperti misalnya tiang distribusi tenaga listrik.

“Kebolehannya itu diperkuat dengan adanya sensor suhu termal, sensor bunyi, ditambah sistem navigasi yang menggunakan teknologi Lidar dan Global Positioning System (GPS),” terangnya pada hari Jumat, 9 Mei.

Selain itu, tambah Muhtadin, robot yang berwarna putih ini memiliki kemampuan cerdas berbasis deep learning. Keberadaannya memungkinkan proses pengenalan gambar dari model warna aditif dan termal secara otomatis.

“Fitur ini membolehkan robot melaksanakan pemeriksaan berkala dengan independen, misalnya menjalani ronda di tiap gudang setiap tiga jam sekali dan pada saat yang sama mentransmisikan informasi dari observasinya ke sentral kendali,” jelas dosen Departemen Teknik Komputer ITS tersebut.

Lulusan Teknik Elektro ITS menyebutkan bahwa secara mobilitas, robot berkaki empat tersebut dapat menyesuaikan diri pada beragam tipe permukaan, termasuk area bergelombang dan mendaki anak tangga.

Itu menjadikannya lebih baik dalam hal keseimbangan dan fleksibilitas dibandingkan dengan robot roda. Selain itu, robot ini dilengkapi dengan opsi kontrol manual melalui remot untuk situasi tertentu guna memastikan keselamatan.

Selain bidang industri, pengembangan robot ini dapat diterapkan pada sektor kebencanaan dan rumah tangga. Dengan dukungan Large Language Model (LLM) dari Google Gemini, robot dapat menerima perintah menggunakan bahasa alami lalu menerjemahkannya menjadi aksi nyata.

” Kami pun memberikan kemampuan kepada robot untuk berinteraksi secara alami sehingga dapat mendukung aktivitas sehari-hari,” tambah Muhtadin.

Selanjutnya, para robot ini tersusun atas dua unit kecil dengan ketinggian 45 centimeter serta sebuah robot lebih besar berukuran 71 centimeter, yang semuanya memiliki kemampuan untuk bergerak sendiri-sendiri. Mereka bisa berjalan, lari, bahkan melompat di segala jenis permukaan. Menurut Muhtadin, perbedaan ukuran pada robot-robot ini dapat disesuaikan sesuai dengan keperluan tertentu.

“Robot berukuran kecil bisa dipakai untuk tugas-tugas di rumah, sementara robot berskala besar digunakan dalam sektor industri,” katanya.

Di masa depan, robot itu akan dipasarkan secara komersial dan ditingkatkan untuk memenuhi beragam keperluan sektor industri lain seperti penambangan dan minyak.

Di samping itu, ITS akan tetap melanjutkan proses pengujian penerapan robot dalam kondisi riil guna memperbaiki ketepatannya.

“Varian robot dengan spek khusus sesuai permintaan sektor lain akan kami buat guna mendukung kehidupan masyarakat,” ungkap Muhtadin penuh harapan.