Cara AI Mengurangi Biaya Logistik dengan Efisien


Mataramnews.co.id

, JAKARTA – Penggunaan teknologi digital sampai kecerdasan buatan (
artificial intelligent
/

AI

) di dalam proses logistik bisa mendukung peningkatan efisiensi serta mengurangi biaya operasional.

biaya logistik

.

Kepala Operasi dari forwarder.ai, Ferna Arga Wijaya, menggambarkan penggunaan

kecerdasan buatan

Dalam salah satu solusinya yaitu sistem Forwarder Scalable Intelligence (Forsis), perusahaan ini mengizinkan industri truk untuk merencanakan jalur terbaik secara optimal.
route optimization
) agar bisa menentukan jalur yang paling hemat biaya sambil tetap menjaga ketepatan waktu.
real time
.

“Jadi, sesuai dengan harga yang diinginkan oleh klien ini, para pemakai Forsis saat menjual produk atau layanan, akan mengambil keputusan berdasarkan faktor tersebut. Komisi sebesar berapakah? Bisa jadi antara 20% hingga 30% dari total biaya operasional mereka akan menjadi lebih terjangkau,” paparnya pada hari Sabtu, tanggal 10 Mei 2025.

Berperan sebagai s
oftware as a service
(SaaS), Forsis merupakan
transportation management system
(TMS) berupa
mini Enterprise Resources Planning
Sistem ERP yang mencakup semua aspek transaksi logistik dari klien, termasuk basis data pelanggan, vendor, manajemen pesanan, sampai pembuatan faktur. Keuntungannya, keseluruhan tahapan tersebut bisa menjangkau operasi logistik di darat, laut, maupun udara.

Ferna menjelaskan perbedaan utama produknya dari TMS lain adalah penggunaan kecerdasan buatan untuk memaksimalkan jalur perjalanan dan layanan bantuan yang didukung oleh AI.

Ferna menggarisbawahi bahwa produknya diciptakan untuk merespons tiga tantangan besar di sektor logistik yaitu kurangnya transparansi, operasi Manual yang masih banyak dilakukan, dan interaksi klien yang tidak terkoordinir dengan baik.

Menurut dia, masalah kemacetan di pelabuhan seperti contohnya bisa diselesaikan dengan memperkenalkan visibilitas digital yang memberi informasi secara real-time. Dengan demikian, kemacetan dapat dicegah saat ada dermaga yang sedang ramai. Setelah sistem ini terhubung dan berjalan dengan baik, seharusnya hal tersebut mampu menghilangkan potensi macet sepenuhnya.

“Kalau proses manual, perusahaan logistik menengah ke bawah, dia enggak punya sistem, ujung-ujungnya manual juga, booking manual segala macam, akhirnya visibility-nya juga berkurang gitu. Jadi kami coba perbaiki atau coba ditambahkan yang diinginkan apa,” terangnya.

Pada saat bersamaan, CEO dari forwarder.ai, Stephanus Sugiharto, menyatakan bahwa untuk para klien yang menghadapi kegiatan logistik multimode terkait dengan pengiriman lintas pulau, menggunakan Forsis beserta forwarder.ai bisa membantu meringankan beban biaya mereka.

Jadi, mengingat kita telah memiliki sistem pengiriman melalui kontainer yang menawarkan harga bersaing, hal ini tentunya memberikan dampak dalam peningkatan efisiensi.
cost door-to-door
. Ya mungkin bisa dikatakan 15%-20% efisiensinya,” tambahnya.

Dari sisi keamanan dan kerahasiaan data, forwarder.ai juga mengedepankan perlindungan data dengan kedua piihak terlebih dahulu menandatangani perjanjian
non-disclosure agreement
(NDA) atau perjanjian kerahasiaan.

Selanjutnya, forwarder.ai menyediakan keahlian melalui data dan informasi yang dimilikinya sebagaimana sistem ekosistem logistik, serta bisa merekomendasikannya kepada para klien mereka.

Setidaknya, mungkin cara kerjanya seperti ini: kami ingin menjadi sebuah platform logistik yang handal dan dapat dipercaya. Kami dapat memberikan informasi tentang jalur mana yang paling efisien, memilih rute pelayaran terbaik berdasarkan pengetahuan kami, serta mengirimkan semua pengalaman tersebut kepada para pemakai potensial layanan kami.

Stephanus menjelaskan bahwa prinsip dasar dari forwarder.ai adalah transparansi, di mana biaya pengiriman bisa dilihat langsung oleh para penggunanya. Seiring berjalannya waktu, hal ini memunculkan kesempatan baru sehingga pelanggan akhirnya berkembang menjadi mitra.

“Sekitar awalnya, kita merasa sedang melakukan distrupsi, tetapi setelah terhubung secara langsung dengan pemilik barang bawaan, tentu saja kita melaksanakan proses distripsi tersebut. Di tengah jalannya hubungan ini, ternyata kita malah bekerja sama dan saling sinergis demikian adanya. Oleh karena itu, tidak jarang pula mereka yang dulunya hanya sebagai pembeli kini menjadi mitra bisnis kita,” katanya.

Selain Forsis,

startup

Bidang logistik ini turut menghasilkan produk bernama Forwarder Data Exchange (Fordex), yang didasarkan pada teknologi Application Programming Interface (API).

Kehadiran Forsis bersama Fordex saling mendukung karena memungkinkan pelayanan mereka berinteraksi secara langsung, khususnya dengan pasar lokal yang dimiliki oleh Forwarder.ai.

Fordex memudahkan penggabungan antara berbagai sistem untuk bertukar data, sehingga bila pelanggan telah memiliki sistem mereka masing-masing, Fordex bisa menyaturnya ke dasbor utamanya.

Menariknya, Forsis dan Fordex telah dilengkapi dengan kemampuan integrasi API (Application Programming Interface) ke berbagai sistem pembayaran digital. Hal ini memungkinkan baik para penggunanya maupun pelanggan mereka untuk melakukan pembayaran secara elektronik tanpa perlu repot mentransfer uang secara manual.