Mataramnews.co.id
– Kemkomdigi secara resmi telah mengundang wakil dari Tools for Humanity (TFH), yaitu pembuat aplikasi World App atau Worldcoin, guna mendapatkan penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana layanan mereka beroperasi di Indonesia. Fokus pentingnya ada pada prosedur verifikasi menggunakan pemeriksaan mata yang dikombinasikan dengan janji memberi hadiah sebesar hingga Rp800 ribu kepada setiap penggunanya.
“Dalam keterangan di Jakarta, Jumat (9/5/2025), Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi Alexander Sabar menyatakan bahwa kami sudah menjadwalkan pertemuan dan mendapatkan penjelasan dari perwakilan Tools for Humanity, entitas yang mengelola tiga layanan World, pada hari Rabu tanggal 7 Mei 2025,” katanya.
Pada rapat itu, Kemkomdigi mengeksplorasi secara detail tentang proses bisnis TFH, cara kerja aplikasi World App, perlindungan data biometrik, serta kesesuaian dengan peraturan soal privasi data pribadi di Indonesia.
Alexander mengatakan bahwa timnya juga membahas tentang insentif keuangan yang ditawarkan kepada publik pada saat melakukan pemindaian retina. Mereka merasa hal tersebut bisa bertentangan dengan asas perlindungan informasi pribadi.
“Diskusi tersebut meliputi pula wajib daftar TFH sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE), batas pertanggungjawaban di antara perusahaan, hubungan World ID dengan identitas digital nasional, dan langkah-langkah proteksi data anak,” jelas dia.
Hasil klarifikasi ini kini sedang dianalisis lebih lanjut oleh tim internal Kemkomdigi. Termasuk di antaranya peninjauan kebijakan privasi TFH dan analisis teknis terhadap aplikasi World App. “Keputusan resmi atas hasil evaluasi akan diumumkan dalam waktu dekat,” tegas Alexander.
Pada saat bersamaan, TFH diketahui sudah mengakhiri semua kegiatan pemeriksaan mata menggunakan retina yang tadinya dikerjakan oleh enam petugas dalam negeri. Selain itu, Kemkominfo pun menangguhkan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronika (TD PSE) milik World App sebagai tindakan antisipatif.
“Tujuan kami adalah untuk menghindari kemungkinan ancaman bagi publik,” katanya.
Diketahui, Worldcoin tengah menjadi sorotan publik internasional karena menawarkan insentif uang kepada pengguna yang bersedia melakukan pemindaian iris mata demi menciptakan World ID, semacam identitas digital global.
Namun, metode tersebut memunculkan kekhawatiran terkait keamanan data biometrik yang dikumpulkan, termasuk potensi penyalahgunaan data. Sejumlah negara telah lebih dulu menangguhkan atau melarang operasional Worldcoin.***