TRIBUNJATIMTIMUR.COM
– Salah satu teknologi hijau yang semakin maju adalah kendaraan bermotor berbahan bakar hidrogen, di mana diskusi tentang insentif untuk jenis kendaraan ini pernah muncul.
Kendaraan-kendaraan yang bersahabat dengan lingkungan di Indonesia kini mulai menerima dorongan dari pemerintahan dalam rangka mencapai tujuan Net Zero Emission (NZE) sebelum tahun 2060.
Berikut beberapa kendaraan listrik yang menerima subsidi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Dibayar oleh Negara sebesar 10% serta mobil hybrid dengan diskon PPnBM sekitar 3%.
Menteri Perindustrisan Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan bahwa terkait dengan gagasan insentif untuk kendaraan hybrid, tidak ada pembahasan utama dalam pemerintahan pada saat ini.
“Belum ada insentif untuk mobil berbahan bakar hidrogen. Teknologinya sendiri masih terbilang baru dan sedang dalam pengembangan. Namun, pesan utama yang ingin saya sampaikan sama dengan apa yang telah saya tekankan enam tahun silam ketika dilantik menjadi Menteri Perindustrian; yakni bahwa pemerintah mendukung perkembangan seluruh teknologi otomotif di tanah air,” jelas Agus pada kehadiranannya di acara Tribun Network Mata Lokal Fest 2025 di Shangri-La Jakarta, Kamis (8/5/2025).
Saat diizinkan untuk tumbuh dan berkembang, petunjuk dari Menteri Perindustrian menekankan bahwa harus ada pengembangan menuju cara kerja yang lebih berkelanjutan secara lingkungan.
Ini berlaku pula bagi kendaraan bermotor konvensional atau disebut juga dengan mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine/ ICE). Asalkan tipe dan modelnya mampu menghasilkan emisi yang rendah, maka dapat dipertimbangkan pengembangannya di Indonesia.
Namun demikian, Menperin AGK menganggap bahwa teknologi kendaraan berbahan bakar hidrogen memiliki masa depan yang cemerlang karena tetap mempunyai potensi untuk tumbuh secara signifikan.
“Menurut pendapat kita semua, hidrogen adalah sumber energi dengan potensi besar untuk perkembangan teknologi, seperti yang saya pikirkan sendiri,” jelas Agus.
Pada saat yang sama, kendaraan ramah lingkungan seperti elektrik (EV) dan hybrid listrik (HEV) tetap mempunyai peluang besar di masa depan. Meskipun begitu, Kemenperin menyatakan bahwa HEV adalah jenis yang paling adil dalam melibatkan publik untuk membantu mengurangi emisi.
“Teknologi hybrid merupakan solusi yang paling adil, sangat seimbang dalam interaksi antara mesin pembakaran internal (ICE) dan baterai. Selain itu, hal ini juga membuktikan ada peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya serta kebaikan bagi lingkungan. Oleh karena itu, kesimpulannya adalah semua jenis teknologi otomotif dilihat oleh kementerian tersebut sebagai peluang asalkan dapat menunjukkan kemajuannya menuju arah yang lebih hijau,” ungkap Menperin AGK.
Tribun Network
)
Peroleh berita lebih lanjut di Google News dengan mengklik :
Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)