Bill Gates Berencana Sumbangkan 99% Kekayaannya dalam 20 Tahun Mendatang


NEW YORK, Mataramnews.co.id

Pendiri Microsoft, Bill Gates, berencana untuk mendonasikan sebagian besar hartanya yang mencapai 99 persen dalam jangka waktu dua puluh tahun akan datang.

Gates menyebutkan bahwa dia akan meningkatkan sumbangan itu lewat yayasan miliknya dan berencana menyelesaikan kegiatannya pada tahun 2045.

“Pepesan orang tentang diriku bakal berhamburan saat aku tiada, namun kukerasakannya takkan ada yang menyebutku meninggal sebagai seorang kaya,” tulis dia dalam unggahannya di blog tersebut, seperti dilansir.
BBC
, Jumat (9/5/2025).

Gates menyebutkan bahwa melalui Fondasi Bill & Melinda Gates, organisasi nirlaba yang dia dirikan, sudah memberikan dana sebesar 100 miliar dolar AS atau kurang lebih senilai dengan 1.652 triliun rupiah (mengacu pada nilai tukar 16.520 rupiah per dolar AS) kepada berbagai program dalam bidang kesehatan serta pengembangan infrastruktur.

Gates memproyeksikan bahwa yayasan itu akan mendistribusikan tambahan 200 miliar dolar Amerika Serikat, bergantung pada kondisi pasar dan tingkat inflasi, untuk periode dua puluh tahun ke depan.

Pada kiriman blog-nya, Gates merujuk pada sebuah esai dari tahun 1889 karangan pengusaha terkenal Andrew Carnegie dengan judul The Gospel of Wealth. Esai tersebut menekankan bahwa para jutawan bertanggung jawab untuk membagi harta mereka kembali kepada publik.

Gates menyebutkan Carnegie, yang pernah menuliskan, “seseorang yang wafat dengan harta berlimpah seolah-olah meninggal dunia dalam ketidakberdayaan.”

Memberikan 99% dari hartanya tidak membuat Gates menjadi bukan jutawan. Perlu diketahui bahwa kekayaan Bill Gates bernilai hingga 113 miliar dolar AS yang setara dengan kira-kira 1,876 triliun rupiah.

Gates bersama dengan Paul Allen mendirikan Microsoft di tahun 1975, dan perusahaan itu menjelma sebagai pemimpin utama dalam bidang perangkat lunak komputer serta sektor-sektor teknologi yang lain.

Gates sudah mulai pensiun dari perusahaan itu sejak awal abad ini, meninggalkan posisinya sebagai CEO pada tahun 2000 dan terakhir kali sebagai ketua di tahun 2014.

Gayeng merasa terdorong untuk mendonasikan sejumlah dana berkat inspirasinya dari investor Warren Buffet serta filantropan lainnya. Namun demikian, pihak penentang yayasan milik Gayeng menuding bahwa dia memanfaatkan status nonprofit-nya sebagai alibi untuk hindari pembayaran pajak. Selain itu mereka juga mencurigai adanya dampak tak proporsional yayasan ini pada sistem perawatan kesehatan dunia secara keseluruhan.

Pada postingannya di blog, dia menjelaskan bahwa ada tiga sasaran pokok dari Fondasi Bill & Melinda Gates: pertama adalah untuk melenyapkan penyakit-penyakit yang bisa dicegah dan seringkali menjadi penyebab kematian pada wanita hamil dan bayi; kedua yaitu penghapusan berbagai macam penyakit infeksi seperti malaria dan rubela; ketiga ialah penanggulangan kemiskinan yang dialami oleh lebih dari sejuta jiwa manusia.

Gates menyalahkankan Amerika Serikat, Britania Raya, dan Prancis atas pengurangan dana bantuan internasional mereka.

“Belum tentu negara-negara paling kaya di dunia akan tetap melindungi warganya yang paling miskin,” katanya.

“Tetapi satu hal yang bisa kita pastikan adalah, di setiap proyek yang kami lakukan, Gates Foundation akan mensupport usaha-usaha guna membantu masyarakat dan negeri-negeri terlepas dari kesulitan keuangan,” katanya.