Warta Bulukumba
– Pencahayaan di ruangan tersebut sangat terang dan atmosfernya tegang. Adam Mosseri, pemimpin Instagram, duduk dengan ekspresi tenang meski berada di bawah sinar kuat yang datang tidak hanya dari lensa para jurnalis tetapi juga tekanan besar atas pertanyaan mengenai apakah Meta sudah mendominasi ranah layanan digital.
Menghadapi para pejabat hukum dan audiens umum yang antusias mencari klarifikasi, Mosseri merilis informasi penting yang mempengaruhi pandangan kami terhadap aplikasi Threads yang saat ini berkompetisi secara langsung dengan Twitter.
Dia mengungkap asal-usul permulaan Threads. Bukan sebagai sebuah program terpisah, tetapi hanya sebagian dari fitur kecil yang ada di dalam Instagram.
Threads, Tidak mulai sejak awal untuk bertahan sendirian
Pertama-tama, tujuan kami hanyalah menambahkan fitur teks pada Instagram,” jelas Mosseri dilansir oleh The Verge pada hari Kamis, tanggal 8 Mei 2026. Alasannya adalah untuk menghadapi persaingan dari Twitter (X), platform yang telah lama mendominasi ruang media sosial berbentuk teks serta diskusi.
Akan tetapi, hal itu tidak terwujud. Threads tidak bertahan di dalam rumah utamanya. Justru ia mendapat ruang tersendiri.
Tim Meta memilih untuk melepaskan fitur tersebut dari dalam perut Instagram dan menjadikannya sebuah aplikasi tersendiri. “Keputusan itu cukup berdebat di antara kami,” katanya.
Teks dan ilustrasi tidak boleh bersama-sama
Sebab dari pemisahan tersebut tidak hanya berasal dari sisi egoisme bisnis saja. Namun juga berkaitan dengan aspek pengalaman penggunanya.
Mosseri mengatakan bahwa biarkan teks tetap aktif di Instagram hanya akan menyebabkan rancangan yang tidak pasti. Instagram merupakan ruang yang didominasi oleh elemen visual. Tanggapan serta komentar ditempatkan dibagian bawah postingan tersebut. Mereka kurang nampak secara signifikan. Berbeda sekali dengan platform seperti Twitter dimana tanggapan dapat setara pentingnya dengan tweet awal.
“Model Twitter tersebut sungguh beragam. Di situ, struktur dialog menjadi fokus,” terangkan Mosseri. Unsur-unsur thread memerlukan area tersendiri. Dan Meta menyediakan hal ini untuk mereka.
Monopoli atau adaptasi?
Dalam kerangka persidangan terkait monopoli, pernyataan Mosseri memiliki makna khusus: Meta tidak bermaksud untuk mendominasi pasar. Sebaliknya, dengan melepaskanThreads dari Instagram, mereka menunjukkan bahwa tidak seluruh inovasi dikumpulkan dalam sebuah aplikasi tunggal.
Langkah ini disebut Mosseri sebagai “indikasi bahwa kami tidak menyatukan semuanya ke dalam satu platform super.”
Namun, kenyataan di lapangan tetap kabur.
Terpisah tapi tetap terikat
Walaupun Threads independen, hubungannya dengan Instagram masih terjalin. Untuk dapat membuka akun Threads, pengguna tetap perlu mempunyai akun Instagram terlebih dahulu.
Bahkan, Instagram saat ini dengan aktif mendukung postingan dari Threads—menantang pengguna untuk beralih.
Dua program, sebuah sistem. Apakah ini contoh simbiosis atau justru taktik penguasaan pasaran?
Strategi atau monopoli yang terselubung?
Sidang masih berlangsung. Tapi pengakuan Mosseri membuka lembar baru tentang cara Meta bermain di ranah media sosial.
Threads tak sekadar saingan bagi Twitter; ia mencerminkan cara Meta mengeksplorasi perbatasan monopolinya. Bermula sebagai fitur sederhana yang telah berkembang menjadi entitas terpisah, namun tetap bersambung melalui tali pusat digital bernama Instagram.
Lalu masyarakat sekarang menanyakan: apakah perpisahan tersebut adalah taktik yang bijak… atau malah metode baru untuk terus memegang kendali atas segalanya?