BERITA KBB
Direktur Jenderal Penentuan Hak dan Terdaftarnya Tanah (Dirjen PHPT) dari Kementerian Agraria dan Perencanaan Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Asnaedi, menyampaikan bahwa pemuda harus bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi digital, khususnya pada bidang layanan publik serta pendidikan.
Pernyataan itu disampaikannya kepada para Taruna/Taruni dari Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) saat menghadiri kuliah umum yang dilaksanakan di Pendopo Sasana Widya Bhumi STPN, D.I. Yogyakarta pada hari Jumat, 9 Mei 2025.
“Tantangan terbesar dalam mengadopsi sistem digital bukan pada teknologinya, melainkan pada pola pikir dan bagaimana kita biasa adaptif. Jika _mindset_ belum berubah, maka transformasi digital hanya akan menjadi slogan. Perubahan yang konsisten akan menciptakan lompatan besar, baik dalam pengembangan diri kalian maupun kelembagaan,” terang Asnaedi.
Dalam mewujudkan perubahan tersebut, Asnaedi mengingatkan Taruna/i STPN tidak boleh hanya mengandalkan rutinitas, tetapi lebih disiplin, kreatif, dan aktif mencari informasi. “Perubahan itu tidak harus banyak. Tidak harus sekaligus, 1% saja setiap hari, itu bisa membuat suatu perubahan yang sangat besar dan berarti, walaupun hanya 1%,” tegasnya.
Selain Dirjen PHPT, kuliah umum yang diikuti oleh 625 taruna/i tingkat II Diploma IV tersebut, juga menghadirkan Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Muhammad Rifqinizamy Karsayuda. Ia menyampaikan materi mengenai arah kebijakan pendaftaran tanah di Indonesia.
Muhammad Rifqinizamy Karsayuda merasa bangga dan terhormat dapat berbicara di hadapan seluruh _civitas academica_ STPN. “Saya secara pribadi merasa sangat terhormat karena bisa bicara di podium ini. Mudah-mudahan perspektif pikiran dan apa yang menjadi bagian dari tugas dan tanggung jawab saya sebagai Ketua Komisi II DPR RI, bisa menjadi pengetahuan dan wawasan baru bagi adik-adik Taruna/i STPN,” ucapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua STPN, Sri Yanti Achmad menyampaikan bahwa kegiatan kuliah umum bertujuan untuk memperkuat pemahaman intelektual, keterampilan, dan kemampuan taruna/tari STPN dalam ranah agraria, pertanahan, dan perencanaan wilayah. “Harapan kami adalah mereka bisa menjadi generasi muda yang responsif, kreatif, dan bermartabat di tengah lingkungan global yang semakin terdigitalisasi,” demikian laporannya.
Selain para taruna/taruni dari STPN, acara kuliah umum tersebut juga disertai oleh kepala kantor wilayah BPN provinsi D.I. Yogyakarta, Dony Erwan bersama timnya; kepala biro perencanaan dan kerjasama yang sekaligus menjabat sebagai ketua keluarga alumni pendidikan tinggi agraria (KAPTI-Agraria), Andi Tenri Abeng; serta beberapa pejabat pimpinan tingkat pratama dalam lingkup kementerian ATR/BPN. **’