Mataramnews.co.id
,
Jakarta
–
Implementasi sistem pembangkit listrik tenaga alternatif maupun
outsourcing
di Indonesia
tengah mendapat perhatian publik. Ini terwujud setelah adanya intervensi dari Presiden
Prabowo
Subianto berjanji untuk menghapus
outsourcing
seperti yang dia sampaikan saat perayaan Hariansaat memperingati Harian tersebut.
Buruh
Pada tanggal 1 Mei 2025, Internasional atau acara May Day akan digelar di Lapangan Monumen Nasional (Monas) yang terletak di Jakarta, pada hari Kamis.
Saya pun akan mendorong Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional untuk langsung mencari cara supaya kami dapat, jika tak segera, setidaknya sesegera mungkin menghilangkan tersebut.
outsourcing
,” ujar Prabowo dalam sambutannya.
Berbagai pendapat pro dan kontra bermunculan, melibatkan pemilik usaha maupun karyawan. Sebagian orang menganggap komitmen Prabowo merupakan kabar baik untuk perlindungan hak para pekerja atau buruh, sementara sekelompok lain mencela gagasan tentang eliminasi sistem tersebut.
outsourcing
perlu dikaji secara mendalam.
“Penghapusan total sistem
outsourcing,
jika tidak dikaji secara cermat dapat berdampak pada daya saing industri nasional, terutama sektor-sektor padat karya, seperti manufaktur, logistik, dan jasa,” ucap Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani ketika dihubungi
Tempo
, Minggu, 4 Mei 2025.
Selain di Indonesia, praktik
outsourcing
Ternyata hal ini pun terjadi di berbagai negara lainnya. Lalu, negara manakah yang memiliki tenaga kerja?
outsourcing
terbaik?
Negara-negara yang Unggul dalam Bidang Outsourcing Tenaga Kerja
Perusahaan penyedia tenaga kerja
Innovature BPO memperkirakan ada 10 negara teratas yang menawarkan tenaga kerja
outsourcing
terbaik pada 2025. Berikut daftarnya:
1. India
India memimpin posisi puncak sebagai tujuan utama bagi perusahaan yang ingin menggunakan sistem
outsourcing
India ternyata menjadi negeri penyedia tenaga kerja berbakat, khususnya dalam sektor pembuatan perangkat lunak, dimana kurang lebih 93,6 persen engineer telah diserap oleh dunia pekerjaan.
Keterampilan bahasa asing turut membedakan tenaga kerja India dari negara lainnya, dengan posisi kedua dunia untuk jumlah populasi penutur bahasa Inggris. Di samping itu, upah rata-rata karyawan di India sangatlah rendah dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika, mencapai antara 220.831 sampai 658.750 rupee setahun atau berkisar Rs 42 juta hingga Rs 126 juta (menggunakan nilai tukar Rp 192 tiap rupee).
2. Filipina
Sebagai negara yang telah beroperasi selama lebih dari sepuluh tahun, Filipina sudah lama dikenal sebagai pusat untuk mentransfer proses bisnis atau
business process outsourcing
(BPO) di puncak. Keterampilan bahasa Inggris warga negara Filipina sangat bagus, sebab mereka menempati posisi ke-20 di tingkat dunia dengan skor 578, sesuai dengan indeks kemampuan bahasa Inggris EF.
Filipina menawarkan penghematan biaya upah sebesar 60% serta mengurangi biaya operasional antara 40-50% bila dibandingkan dengan negara-negara di Eropa Barat. Sektor industri pun ikut terdorong dalam hal ini.
outsourcing
Di Filipina sudah menyerap kira-kira 1,3 juta pekerja dan mencapai angka senilai USD 38,7 miliar atau setara dengan Rp 619 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp 16.000 untuk satu dolar AS).
3. Vietnam
Kebijakan demografis terkait teknologi yang cermat telah membawa Vietnam ke pentas internasional. Diperkirakan negara ini memiliki kira-kira 530.000 profesional dalam pembuatan perangkat lunak serta satu juta lima ratus ribu pekerja di industri Teknologi Informasi, sementara itu tiap tahunnya ada 57.000 alumni baru dari jurusan teknologi yang berpeluang masuk ke ranah profesi.
Pasar
outsourcing
Vietnam diperkirakan akan mendapatkan pendapatan senilai US$ 698 juta atau kira-kira Rp 11 triliun di tahun 2025, dan naik menjadi US$ 880 juta atau setara dengan sekitar Rp 14 triliun pada tahun 2028. Biaya operasionalnya juga ikut bertambah.
outsourcing
juga sekitar 90 persen lebih rendah dibandingkan dengan yang ada di Amerika Serikat.
4. Malaysia
Masih membahas wilayah Asia Tenggara, terdapat pekerja asal Malaysia yang dihargai karena keahlian mereka dalam bahasa Inggeris. Kemampuan komunikasional ini memperkuat produktivitas, penyelesaian tanggung jawab, serta perkembangan aktivitas outsourcing.
Di samping itu, Malaysia menghadirkan gaya hidup dengan biaya terjangkau serta beban operasional yang minim. Pendapatan bulanan bagi karyawan di perusahaan call center mencapai 2.603 ringgit, setara dengan sekitar US$ 586,26 atau kurang lebih senilai Rp 9,3 juta.
5. Argentina
Argentina tampil sebagai pusat perhatian dalam praktik tersebut.
outsourcing
Untuk industri Teknologi Informasi di wilayah Amerika Latin, biaya merekrutmennya cukup terjangkau, mencapai rata-rata $1.183,04 setiap bulan atau kira-kira Rp 18 juta untuk masing-masing pengembang software. Keahlian mereka meliputi kemahiran professional dalam mengoperasikan berbagai macam bahasa pemrograman seperti Python, C++, Java serta yang lainnya.
6. Meksiko
Kehadiran Meksiko di sektor penyedia jasa tenaga kerja internasional relatif baru, namun berhasil mencapai angka retensi karyawan yang memuaskan. Selain itu, upah rata-rata perbulan bagi pekerja call center (صند
call center
Sebanyak 22.800 peso atau kurang lebih US$ 1.140,84 dan setara dengan sekitar Rp 18 juta, membuat pebisnis dapat menekan biaya secara signifikan tanpa harus mengurangi standar kualitasnya.
7. Cina
Cina sebagai pusat
outsourcing
Dimulai dari perjalanannya yang panjang menuju kesuksesan industri manufakturnya di akhir abad kedua puluh, China menghadirkan alternatif tenaga kerja yang efektif dan handal. Memiliki jumlah pekerja yang banyak serta terdapat bermacam-macam kemampuan, negeri ini mampu menyediakan opsi produktivitas dalam bidang manufaktur hingga mencapai standar teknologi paling modern.
8. Polandia
Polandia timbul menjadi tujuan utama bagi pekerja asing.
outsourcing
Perangkat lunak di Eropa Tengah. Tingkat keamanan data yang tinggi, sumber daya manusia yang kompeten, serta perekonomian yang kondusif menjadikan Polandia sebagai destinasi menarik untuk perusahaan yang menginginkan operasional dengan model alih daya.
9. Brasil
Brasil mulai tampil sebagai opsi menjanjikan untuk perusahaan yang berharap meningkatkan efisiensi dengan menggunakan sistem.
outsourcing
Setelah aturan diberlakukan oleh pemerintah lokal pada tahun 2017, Brasil mulai menghadirkan tenaga kerja profesional yang ahli dalam bidang digital. Gaji rata-rata bagi pengembang perangkat lunak serta insinyur adalah sebesar 10.500 real atau kira-kira US$ 2.037,89 tiap bulannya, yang setara dengan kurang lebih Rp 32 juta.
10. Ukraina
Tenaga kerja Ukraina menonjol di sektor ilmu pengetahuan dan teknologi berkat “warisan” masa lalu saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Negara ini dikenal luas sebagai kiblat untuk pengembangan perangkat lunak serta jasa Teknologi Informasi (TI).
Annisa Febiola
dan
Dani Aswara
bersumbang dalam penyusunan artikel ini.