Menteri Transportasi: Pelabuhan Ciwandan dan Patimban Siap menjadi Solusi Selain Tanjung Priok


Mataramnews.co.id–

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengatakan bahwa Pelabuhan Ciwandan serta Patimban dapat digunakan sebagai solusi untuk mengurangi kemacetan logistik yang terjadi di Pelabahan Tanjung Priok.

“Kami menyediakan alternatifnya, ya. Apakah kapasitas di Banten untuk pengelolaan logistik memungkinkan? Mungkin saja. Selanjutnya adalah Pelabuhan Patimban, bisa jadi, tetapi kita perlu melihat terlebih dahulu letak bisnis dari para pemain yang akan menggunakan fasilitas tersebut,” ujar Dudy di Jakarta pada hari Sabtu, 10 Mei 2025, sebagaimana dikutip.
Antara
.

Dia menanggapi permintaan dari asosiasi logistik untuk memiliki pelabuhan alternatif selain Priok.

Targetnya adalah menurunkan kerumunan, sambil memperbaiki efisiensi dan kejelasan pelayanan perdagangan luar negeri.

Sekarang ini, Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), Akbar Djohan, mengatakan bahwa Pelabuhan Ciwandan yang terletak di Banten memiliki potensi sebagai pusat logistik untuk perdagangan impor-eksport. Pernyatan tersebut dikemukakan saat berdiskusi di Menara Kadin pada hari Jumat, 26 April.

Dudy menyebutkan adanya diskusi tentang pindahnya bagian operasi pengangkutan barang dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Ciwandan serta Patimban. Tindakan tersebut dianggap penting agar dapat mencegah kemacetan serius layaknya yang telah dialami sebelumnya.

Menurut dia, masalah kemacetan logistik di area Priok disebabkan oleh overkapasitas pada salah satu terminal. Terminal itu sudah memuat melewati 65% dari batasan muatan yang sesuai.

“Sudah terlihat efeknya. Jika terminal melebihi batas kemampuannya, maka infrastruktur jalan tidak akan mampu mengimbangi,” katanya.

Kementerian Perhubungan sudah menuntut PT Pelindo agar sebagai penerima kontrak menjaga tak ada terminal yang melebihi ambang batas kapasitasnya.

Dudy menyatakan bahwa pemindahan kegiatan pengangkutan barang tidak dapat diberlakukan paksa. Kesimpulan akhir ada di tangan para pebisnis.

Kefektifan dalam penyaluran produk, posisi gudang, serta jarak antara dermaga dengan pabrik ataupun pasar menjadi faktor penting untuk perpindahan lokasi.

“Prioritas utama bagi kami adalah memastikan bahwa kapasitas di Pelabuhan Priok tidak melebihi batas untuk mencegah dampak terhadap infrastruktur jalan. Kami juga perlu mempertimbangkan alternatif seperti menggunakan pelabuhan lain; namun, keputusan akhir tetap diserahkan kepada pengusaha,” ungkapnya.

Pada saat ini, konstruksi untuk area terminal mobil dan terminal kontainer di Pelabuhan Patimban masih berlangsung.

Kementerian Perhubungan menginginkan para pengusaha di area sekitar Subang bisa memanfaatkan Pelabuhan Patimban setelah penyelesaian konstruksinya serta pembangunan jalan aksesnya.

“Sudah bisa dipastikan bagi kita semua bahwa insiden kemarin (macet hebat di Tanjung Priok) menunjukkan kalau kapasitas tersebut seharusnya tidak melebihi batasan. Jika melampaui batas, hal ini akan mempengaruhi para pemakai jalan raya,” ungkap Dudy.