jatim.Mataramnews.co.id
, SURABAYA – Rumah Sakit Nasional merilis teknologi baru untuk deteksi awal kanker payudara yang disebut Sistem Ultrasonografi Payudara Otomatis (ABUS).
Teknologi ini dikembangkan secara khusus untuk mengidentifikasi anomali dalam jaringan payudara dengan presisi lebih tinggi, terlebih lagi bagi wanita yang mempunyai jaringan payudara tebal atau mereka yang berpotensi besar terserang kanker.
CEO Rumah Sakit Nasional Ang Hoey Tiong mengatakan bahwa ABUS adalah teknik pemeriksaan ultrasonografi tiga dimensi yang dapat memperlihatkan seluruh struktur jaringan payudara dengan detail dari beragam sudut pandang.
Berbeda dari USG konvensional yang sangat tergantung pada kemampuan operator, teknologi ini memberikan hasil yang lebih obyektif dan konsisten.
“Dengan kehadiran ABUS, kami bertujuan menyediakan metode pemeriksaan yang lebih maju dan ramah pengguna. Ini merupakan bagian dari janji kami untuk terus mengembangkan layanan kesehatan dengan menggunakan teknologi modern,” ungkap Ang Hoey, pada hari Kamis (8/5).
Untuk mendukung upaya deteksi awal kanker dengan konkret, Rumah Sakit Nasional sudah menawarkan jasa skrining ABUS kepada lebih dari seribu wanita. Di samping itu, mereka juga mengembangkan penyebaran layanan dalam berbagai area lainnya termasuk perawatan fetomaternal, pemindaian resonansi magnetik (MRI), bedah ortopedi spinal, neurologis, serta terapi regeneratif.
Dr. Andy Achmad Suanda, seorang dokter spesialis bedah onkologi berlisensi sebagai Sp.B(K) Onk, mengatakan bahwa ABUS sungguh bermanfaat bagi para pasien yang sukar dideteksi melalui mammogram, termasuk wanita dengan jaringan dada tebal atau mereka yang menggunakan implan.
“Teknologi ini tidak menggunakan radiasi dan prosesnya cukup cepat, sehingga aman digunakan untuk pemeriksaan berkala,” katanya.
Dia menegaskan kepentingan melaksanakan pemeriksaan dini payudara sendiri (SADARI) untuk mengidentifikasi anomali dengan lebih cepat.
“Keistimewaan dari layanan ABUS ini semakin ditingkatkan dengan fokus pada kenyamanan pasien. Proses pemeriksaan dijalankan oleh staf medis wanita sehingga pasien dapat merasa lebih rileks dan aman sepanjang waktu,” jelasnya.
(mcr23/jpnn)