PayLater: Kenikmatan yang Menjadi Bumerang bagi Generasi Muda

Money – “Awalnya cuma mau beli sepatu diskon. Eh, sekarang tiap tanggal muda malah pusing bayar cicilan lima barang. Kenapa ya bisa begini?”

Hai, kaum muda! Kamu pernah nggak, merasa senang waktu bisa belanja pakai fitur paylater? Nggak perlu bayar sekarang, tinggal klik, barang dikirim, dan kamu bisa tenang… sampai tagihan datang. Lalu, kamu baru sadar, “Eh, kok totalnya segini? Kok banyak ya tagihan yang lupa dibayar?”

Kamu nggak sendiri. Semakin hari, semakin banyak Gen Z dan milenial yang mulai tergiur dengan kemudahan paylater. Bahkan, buat beberapa orang, paylater sudah jadi bagian dari gaya hidup. Praktis? Iya. Tapi aman? Belum tentu.

Karena yang terlihat ringan di awal, bisa berubah jadi berat di akhir. Seperti kata pepatah, “utang itu manis di depan, pahit di belakang.” Yuk kita kupas bareng-bareng, kenapa paylater bisa jadi jebakan keuangan, dan gimana cara kita bisa pakai fitur ini tanpa terjerumus.

Pemanfaatan layanan pay later tanpa pertimbangan dapat mengarah pada akumulasi hutang, penurunan nilai kredit, serta kesulitan dalam pembayaran. Manfaatkan secara tepat agar terhindar dari masalah keuangan. – Tiyarman Gulo

Fenomena Paylater: Membeli Hari Ini, Melunasi Nanti (Penderitaannya Baru Kemudian!)

Layanan paylater atau buy now, pay later (BNPL) makin menjamur di aplikasi-aplikasi yang kita pakai sehari-hari, Tokopedia, Shopee, Gojek, bahkan TikTok Shop. Hanya dengan KTP dan beberapa klik, kita bisa langsung punya limit hingga jutaan rupiah. Menarik banget, kan?

Berdasarkan informasi dari Bank Indonesia dan OJK, mayoritas pemakaian layanan paylater dipegang oleh kalangan remaja berusia antara 20 hingga 35 tahun. Tidak mengherankan, karena,

Mudah untuk dijangkau. Persyaratannya sedikit. Boleh mencicil tanpa menggunakan kartu kredit. Ada penawaran serta bonus uang kembali.

Sayangnya, kenyamanan ini berbalik merugikan. Banyak pemuda yang masih kurang pengetahuan tentang manajemen uang menjadi korban. Utamanya disebabkan oleh faktor tersebut, yaitu pembelian secara tidak terencana.

Dari Cicilan Kecil ke Gunung Utang

Coba kita hitung ya. Misalnya kamu beli smartphone harga Rp3 juta pakai paylater cicilan 3 bulan. Keliatannya ringan, cuma Rp1 juta per bulan. Tapi,

Terdapat biaya administrasi. Ada juga bunga yang mungkin mencapai 2,95% setiap bulannya. Selain itu, Anda belum membayar angsuran PayLater untuk bulan kemarin.

Pada akhirnya, jumlah yang harus dibayar dapat meningkat secara signifikan tanpa disadari. Mula-mula hanya ingin membeli satu item saja, namun pada akhirnya berakhir dengan pembelian banyak hal lainnya karena semuanya tampak “terjangkau jika dicicil.” Hal ini merupakan perangkap psikologi yang dikenal sebagai ilusi keterjangkauan, seperti merasa memiliki kemampuan untuk membayarnya meskipun sesungguhnya tidak demikian.

Skor Kredit Buruk = Prospek Masa Depan Terganggu

Kamu mungkin berpikir, “Ah, ini kan cuma paylater, bukan utang bank.” Tapi kenyataannya, keterlambatan bayar paylater bisa masuk laporan BI Checking alias SLIK OJK. Ini laporan resmi yang digunakan bank untuk menilai kelayakan kamu saat mau pinjam uang.

Nilai kredit yang rendah dapat membuat Anda mengalami kendala,

Ditolak saat ajukan KPR.Nggak lolos kredit motor/mobil.Susah pinjam dana darurat saat butuh.

Bayangkan jika Anda tidak dapat membeli rumah idaman hanya karena terlambat membayar cicilan belanja sepatu tiga tahun yang lalu. Rasanya menyesal, bukan?

Tanda-tandanya Kamu Telah Kena Jeratan Paylater Bukan Sebab Butuh, Tetapi Karena Dapat Diangsur.Bagian Besar Gajimu Ludes untuk Membayar Tagihan.Nggak Tahu Berapa Jumlah Utang Aktif yang Sedang Kamu Miliki.Sudah Mulai Menggali Lubang Untuk Menutupi Lubang Itu, Bayarnya Pakai Pinjaman dari Sumberlain.Lega atau Cemas Setiap kali Ada Notifikasi Masuk di Aplikasimu.

Jika kau merasakan relevansi dengan tiga atau bahkan lebih dari poin-poin tersebut di atas, maka sudah waktunya untuk berhati-hati.

Tips Cerdas Menggunakan Paylater

Tenang, bukan berarti kamu nggak boleh pakai paylater sama sekali. Yang penting bijak dan disiplin.

Berikut panduannya,

Pahami keadaan keuanganmu. Jangan mudah terpengaruh dengan batas kredit yang tinggi. Batasan tersebut tidak selalu menandakan bahwa kamu sanggup untuk menghabiskannya semua.

Pakai untuk hal-hal yang benar-benar diperlukan, jangan sebagai gaya hidup. Sebagai contoh, membeli perlengkapan makanan ketika akhir bulan tiba, bukan memborong produk perawatan kulit limited edition hanya karena rasa takut ketinggalan tren.

Pahami syarat dan ketentuannya. Pastikan Anda mengetahui tingkat suku bunga, jangka waktu pinjaman, denda keterlambatan, serta biaya tambahan lainnya.

Periksa kalender finansial Anda. tandai tenggat waktunya. gunakan pengingat. jangan bergantung pada “saya akan ingat sendiri.”

Perbaiki pemahamanmu tentang masalah finansial. Luangkan waktu untuk membaca buku-buku terkait, follow akun-akun yang berkaitan dengan keuangan, atau tonton tutorial pendidikan finansial di YouTube. Ingatlah bahwa ilmu pengetahuan merupakan sumber daya yang berharga.

Anda Yang Mengendalikan Uang Anda, Bukan Malah Sebaliknya!

PayLater bukanlah lawan. Namun, jika tak diatur dengan baik, ia dapat berubah jadi jurang yang dalam. Terlebih bagi kami yang masih muda dan baru merintis masa depan, pastinya diperlukan pencatatan keuangan yang sehat.

Gengsi, gaya hidup, serta hasrat sementara takkan berakhir. Tetapi masa depanmu hanya terbatas pada satu titik. Jangan sampai mengorbankannya hanya untuk membeli saat ini dan membayar di kemudian hari.

Jika Anda merasa telah tersandera oleh hutang, hindari rasa cemas berlebihan. Tahap awal ialah mengenali situasi ini serta menyusun strategi untuk melepaskan diri dari belenggu utang. Terdapat banyak sumber dukungan seperti grup diskusi, perangkat lunak manajemen keuangan, hingga pakar finansial yang dapat membimbing Anda dalam proses tersebut.

Jadi, masih mau beli barang pakai paylater karena promo 11.11? Atau mulai berpikir dua kali demi keuangan yang lebih stabil?

Pilihan ada di tanganmu.

Kesimpulan Paylater menawarkan kenyamanan, tapi juga risikoRisiko utamanya: konsumtif, bunga, denda, dan skor kredit burukGunakan hanya untuk kebutuhan penting dan dalam batas kemampuanAnak muda butuh literasi finansial agar tidak salah langkahMasa depan yang bebas utang dimulai dari kebiasaan cerdas hari ini

Jika kamu suka artikel ini, yuk sebarkan ke teman-temanmu yang masih suka belanja impulsif pakai paylater. Karena literasi keuangan bukan buat dipendam sendiri, tapi dibagi biar sama-sama paham.(*)